PUPUK KELAPA SAWIT
Industri perkebunan kelapa sawit indonesia sedang mengalami pertumbuhan yang menggembirakan dalam dua dekade terakhir ini. Mutu kecambah telah ditingkatkan guna mendukung peningkatan produktivitas kebun. Teknologi kultur teknis pun telah cukup mapan dan masih terus dikembangkan guna peningkatan efisiensi kebun dan mengantisipasi kecenderungan pemakaian lahan marginal dan perubahan iklim. Sistem manajemen perkebunan telah banyak berubah menuju sistem manajemen modern.
Aspek pasca panen dan lingkungan juga telah mendapat perhatian yang semakin besar baik dikalangan praktisi industri maupun lembaga pemerintah dan para ilmiah. Minyak kelapa sawit telah menjadi andalan utama di dunia sebagai edible oil bahkan bahan bakar nabati. Kepedulian kepada asfek mutu dan lingkungan juga semakin kuat dan menjadui prioritas.
Pelaku budidaya kelapa sawit baik skala besar maupun kecil terus berusah mengupayakan intensifikasi dan optimalisasi produtiviats kelapa sawit, tidaklah mengherankan jika salah satu tehnik budidaya dan pemupukan menjadi incaran untuk mencapai hasil yang optimal. Pemupukan yang benar dan berimbang tentu menjadi salah satu faktor keberhasilan budidaya kelapa sawit.
Tujuan pemupukan adalah menyediakan kebutuhan hara bagi tanaman sehingga tanaman akan tumbuh dengan baik dan akan mampu berpotensi secara maksimal. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemupukan kelapa sawit adalah, untuk menghindari kehilangan unsur hara pupuk, curah hujan yang ideal bagi kelapa sawit adalah 60 - 200 mm per bulan.
Kelemahan yang terjadi adalah ketergantungan kepada pupuk makro ( kimia ) terus menerus tanpa diimbangi pupuk organik sehingga berpotensi menambah kerusakan lingkunan yang sdh ada. Penggunaan pupuk makro baik bersifat tunggal atau majemuk apabila dilakukan secara terus menerus akan meninggalkan residu yang sulit terurai sehingga berdampak pada kerusakan tanah. Ketergantungan pada pupuk makro saja akibat yang akan timbul antara lain adalah: tekstur tanah menjadi semakin keras sehingga sebagian unsur hara sulit diserap oleh tanaman kelapa sawit karena terikat oleh tanah, sehingga untuk mendapatkan hasil yang sama dari tahun sebelumnya, diperlukan dosis pupuk yang lebih tinggi. Hal inilah yang menyebabkan mengapa dosis pemupukan di perkebunan kelapa sawit semakin lama semakin tinggi, selain itu dengan semakin kerasnya tanah, proses penyebaran akar akan terganggu sehingga berdapak kepada pertumbuhan dan produktivitas.
Penggunaan pupuk yang berimbang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan budidaya kelapa sawit, yaitu antar pemberian pupuk makro, mikro dan hormon pertumbuhan harus di berikan, guna memenuhi ketersediaan hara yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit, serta menggunakan pupuk yang mampu memperbaiki kerusakan lahan untuk menunjang perkebunan lestari. Pengurangan penggunaan pupuk makro (kimia) antara 25% hingga 50% secara bertahap harus dilakukan dan selanjutnya penggunaan pupuk organik menjadi langkah alternatif solusi dan di beberapa hasil uji coba dilapangan menunjukan hasil yang signifikan bahwa penggunaan pupuk organik dan pengurangan pupuk makro (kimia) dapat meningkatkan hasil produksi bahkan sampai pada potensial produksi
Dalam hal ini PT NATURAL NUSANTARA mempersembahkan sebuah terobosan teknologi organik untuk meningkatkan produksi secara kuantitas, kualitas dan kesuburan tanah serta dapat memperbaiki kerusakan tanah.
SUPERNASA UNTUK KELAPA SAWIT
a. ditujukan terutama untuk mengurangi penggunaan pupuk NPK (kimia) 25-50% dari dosis rekomendasi ppl setempat, sehingga terjadi keseimbangan antara penggunaan pupuk kimia dan organik.
b. ditujukan untuk memperbaiki lahan yang rusak, karena SUPERNASA memiliki kandungan humat dan vulfat yang berangsur-angsur akan memperbaiki konsistensi ( kegemburan ) tanah yang keras. Membantu perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman seperti cacing, mikroba alami setempat dan lain lain.
c. dapat meningkatkan produksi ( kuantitas, kualitas ) kelapa sawit . SUPERNASA mengandung lengkap nutrisi atau hara yang di butuhkan tanaman, makro dan mikro.
d. kandungan hormon pengatur tumbuh ( auxin, giberelin dan sitokinin ) akan mempercepat perkecambahan biji, pertumbuhan akar, fase vegetatif/pertumbuhan tanaman, memperbanyak bunga dan buah serta mengurangi kerontokan bunga dan buah.
e. memacu pembentukan senyawa polypenol untuk meningkatkan daya tahan tubuh tanaman sehungga tidak mudah terserang penyakit.
f. dapat melarutkan SP-36 dengan cepat.
POWER NUTRITION UNTUK KELAPA SAWIT
Dibuat dari bahan alami pilihan yang terjamin ketersediaannya dan diproses melalui mekanisme teknologi gradasi dan degradasi unsur melewati proses piruvatisasi tingkat 3 sehingga langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
a. dibuat khusus untuk tanaman buah ( kelapa sawit, coklat, lada, jeruk, mangga dan lain lain ) juga buah semusim ( cabai, tomat, melon dan lain lain ).
b. menigkatkan produktivitas buah, dengan memperbanyak buah dan membuahkan diluar musim ( faktor air cukup, iklim tidak ekstrim, hama penyakit normal ).
c. membantu mengurangi kerontokan bunga dan buah, meningkatkan kualitas buah ( rasa, aroma, warna ) serta meningkatkan keawetan hasil panen.
d. mengurangi kebutuhan pupuk makro NPK hingga 50% sekaligus memperbaiki kerusakan tanah dan mengembalikan kesuburan tanah.
Kosistensi terhadap jadwal pemupukan kelapa sawit berdasarkan pola 4 T ( Tepat waktu, Tepat dosis, Tepat jenis, Tepat cara ), selain pola pemupukan, tehnik budidaya yang benar juga akan menentukan keberhasilan budidaya kelapa sawit.
0 Response to "PUPUK KELAPA SAWIT"
Posting Komentar
berkomentarlah dengan bijak dan sesuai materi artikel yang di unggah | tidak terima spam