PELAYANAN ORDER & DAFTAR DISTRIBUTOR PUPUK NASA.CALL WA 085 222 373 224.

Cara Budidaya Cabai Yang Benar

Cara Budidaya Cabai Yang Benar

Cara Budidaya Cabai Yang Benar -  Peningkatan jumlah penduduk di indonesia, ternyata mempengaruhi jumlah kebutuhan akan bahan panganan seperi cabai. Baik cabai rawit, cabai merah besar maupun cabai hijau besar.

Masalah ini bukan saja menggangu di indonesia ternyata juga menggangu beberapa negara-negara lain karena kurangnya produksi cabai dalam negeri, beberapa pemerintah melakukan impor cabai dari luar negeri untuk memnuhi kebutuhan cabai yang terus meningkat.

Kini sudah banyak solusi dari masalah kekurangan cabai diantaranya dengan menanam cabai itu sendiri dirumah, namun masih banyak kita yang salah melakukan tahap-tahap penanaman alam kesempatan kali ini kami akan memberi informasi tentang cara budidaya cabai yang benar agar hasil panen memuaskan.

Cara Budidaya Cabai Yang Benar

PT. Natural Nusantara (Nasa) berupaya membantu penyelesaian masalah tersebut, agar terjadi peningkatan produksi cabai secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (K - 3), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas.

Fase Pratanam

1. Pengolahan Lahan
- Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 - 1 ton/ 1000 m2.
- Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu).
- Diberi dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2.
- Dibuat bendengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm.
- Siramkan Super Nasa (2 botol).
- Super Nasa : 2 btl dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan 200 cc larutan induk.
Atau 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 1 sendok makan press Super Nasa dan siramkan ke bedengan + 5 - 10 m.
- Campurkan Glio 100 - 200 gr (1 - 2 bungkus) dengan 50 - 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.
- Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig - zag (biarkan + 1 - 2 minggu).

2. Benih
- Biji direndam dengan Poc Nasa dosis 0,5 - 1 tutup/liter air hangat kemudian diperam semalam.

Fase Persemaian

1. Persiapan Persemaian
- Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
- Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompas yang telah disaring, perbandingan 3 : 1 pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan Glio 100 gr dalam 25 - 50 kg pupuk kandang dan di didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.
2. Penyemaian
- Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah di saring.
- Semprot Poc Nasa dosis 1 - 2 ttp/ tangki umur 10, 17 HSS.
- Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban.
3. Pengamatan Hama & Penyakit
a. Penyakit 
- Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk, disebabkan oleh cendawan phytium sp. & rhizoctonia sp. Cara pengendalian : tanaman yang terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram Glio 1 sendok makan (kurang lebih 10 gr) per 10 liter air.
- Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosif dengan pemupukan berbulu pada daun atau kotil yang disebabkan cendawan peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.
- Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. gejala timbulnya lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi : bibit terserang dicabut dan di bakar, semprot vektor virus dengan BVR atau Pestona.

b. Hama
Kutu daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijat dengan jari koloni kutu yang ditemukan, semprot dengan Bvr atau Pestona.
- Hama Thrips parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperi tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprotkan dengan Bvr atau Pestona untuk mengurangi penyebaran.
- Hama tungau (polyhagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga timbul batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada aphis dan thrip.

D. Fase Tanam

1. Pemilihan Bibit 
- Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus
- Bibit memiliki 5 - 6 helai daun (umur 21 - 30 hari)
2. Cara Tanam
Waktu tanam.
- Plastik polibag dilepas .
- Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram/disemprot Poc Nasa 3 - 4 tutup/tangki.
3. Pengamatan Hama 
- Ulat tanah (Agrotis ipsilon), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanman muda dengan jalan memotong batang atau tangki daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan Pestona.
- Ulat Grayak (spodoptera litura & s. exigua),
ciri ulat yang baru menetas/masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan Pestona.
- Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari sekitar pertanaman (kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.

E. Fase Pengelolaan Tanaman (7 - 70 Hst)

1. Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.
2. Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro urea : SP 36 ; KCI : Pop Supernasa = (250 : 250 : 250 : 100) gr dalam 50 liter (1 tong kecil) larutan. diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5 - 12 minggu dengan perbandingan pupuk makro urea : TSP : KCI : Power Nutrition = (500 : 250 : 250 : 100) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.
Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 :

                          1 - 4             5 - 12 
Jenis Pupuk Minggu (kg minggu ( Kg
                              )                   )
Urea                      7                  56
Sp-36                    7                  28
KCI                       7                  28

Catatan
- Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi ( kurang lebih 7 tong/aplikasi)
- Umur 5 - 12 mg 8 kali aplikasi (kurang lebih 14 tong/aplikasi)
3. Penyemprotan Poc Nasa ke tanaman dengan dosis 5 tutup/tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan HST Poc Nasa + Hormonik dosis 1 - 2 tutup/tangki.
4. Perempelan, sisakan 2 - 3 cabang utama/produksi mulai umur 15 - 30 hr.
5. Pengamatan Hama dan Penyakit.
- Spodoptera litura/ulat grayak lihat depan.
- Kutu - kutuan (aphis, thrips, tungau), lihat frase persemain.
- Penyakit layu, disebabkan beberapa jamur antara lain fusarium, phytium dan rhizoctonia.
Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan Glio.
- Penyakit bercak daun, cercospora capsici. jmur ini menyerang pada musim diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sianr matahari. Pengamatan pada daun tua.
- Lalat Buah (dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor antraknose. Pengamatan ditujuukan pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercakterlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian nuah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari dengan Glio di bawah tanaman.

F. Fase Panen Dan Pasca Panen

1. Pemanenan
- Panen pertama sekitar umur 60 - 75 hari.
- Panen kedua dan seterusnya 2 - 3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30 - 40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya.
- Setelah pemetikan ke - 3 disemprot dengan Poc Nasa + Hormonik dan dipupuk dengan perbandingan seperti di atas, dosis 500 cc/ph.
2. Cara Panen 
- Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasan 80 - 90%).
- Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering.
- Penyortiran dilakukan sejak di lahan.
- Simpan ditempat yang diteduh.
3. Pengamatan Hama & Penyakit
- Kumpulkan dan musnahkan buah yang busuk/rusak.

Sekian Artikel Tentang Cara Budidaya Cabai Yang Benar Konsultasi Dan Pemesanan
Hub : 082234078899.

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Cara Budidaya Cabai Yang Benar"

  1. numpang promote ya min ^^
    Hayyy guys...
    sedang bosan di rumah tanpa ada yang bisa di kerjakan
    dari pada bosan hanya duduk sambil nonton tv sebaiknya segera bergabung dengan kami
    di DEWAPK agen terpercaya di tunggu lo ^_^

    BalasHapus

berkomentarlah dengan bijak dan sesuai materi artikel yang di unggah | tidak terima spam